Aku pernah terbaca tentang malam-malam di bulan Ramadhan, juga pernah mendengar ceramah mengenainya. Sepuluh malam pertama Ramadhan adalah malam kerahmatan, sepuluh malam kedua Ramadhan adalah malam keampunan, dan sepuluh malam pertama Ramadhan adalah malam pelepasan dari api neraka bagi yang memohon. Inilah tiga nikmat yang Allah sediakan bagi hamba-hambanya yang memanfaatkan malam-malam Ramadhan .

Aku seringkali mendengar lagu Hijjaz yang bertajuk Rintihan Hamba. Antara petikan liriknya yang membuatkanku tertarik ialah:

Ampunan-Mu tuhan,
Lebih besar dari kesalahan insan,
Hamba yakin pada keampunan-Mu tuhan,

Bukan tidak redha,
Dengan ujian cuma hendak mengadu pada-Mu,
Tempat hamba kembali nanti di sana

Begitu agungnya keampunan Allah untuk hamba-hamba-Nya. Meskipun dosa-dosa hambanya sebanyak buih-buih di lautan, selagi nyawanya belum mencengkam di pangkal halkum, selagi itu keampunan Allah tetap terbuka untuknya.

Malah di bulan Ramadhan, Allah sediakan dua siri malam-malam yang khas untuk taubat hambanya. Malam keampunan dan diikuti dengan malam pelepasan dari api neraka. Memang ada manusia yang sukar memaafkan kesalahan orang lain dan itu memang hakikatnya kejadian manusia. Sesungguhnya keampunan dari dosa-dosa lepas itu sememangnya diiringi dengan pelepasan dari lontaran ke dalam api neraka.

Memaafkan kesalahan sahabat-sahabat kita memang hak kita sepenuhnya. Sehinggakan Allah tidak akan mengampunkan dosanya kepada kita jika kita belum memaafkan dosanya. Tapi, alangkah indahnya dunia ini jika kita penuh dengan perasaan kasih sayang dan saling maf-memaafkan. Adakah kita cukup suka mendengar hura-hara di sana sini, perang di antara benua, dendam antara kelompok manusia?

Categories: ,

Leave a Reply